Senin, 09 Maret 2009

Kisah masa kecil di tengah malam di Waroeng Sepi

Waktu itu umurku baru 4 tahun, aku menunggu ayahku yang pulang dari kuliah di bandung, Yaitu dari Polteknik Mekanik Swiss bandung. Karena sudah lama tak ketemu aku mendapatkan surat dari bapakku untuk menyatakan bahwa bapakkua akan pulang. Akupun diajak ibuku dan dua kakaku yang laki-laki bernama Wiwid (almarhum) dan Tutik, serta adiku yang baru berusia 2 tahun (whayu).
Malam itu pukul 3 pagi kami menjemput karena bus dari Bandung akan tiba pagi itu, sebagian orang sudah mulai bangun untuk mengantar sayur ke kutoarjo, butuh dan prembun. Aku menunggu ayah sampai satu jam di waroeng sapi.
Tiba-tiba kakakku (wiwid) melihat di tengah sawah ada seseorang yang sedang merokok di tengah sawah sambil duduk. Dan dia terus mengamatinya, tiba0tiba rokok yang dihisap itu kian memanjang seperti seruling, dan memanjang terus seperti bambu, dan kakakku melihat dengan ketakutan, ia merengek untuk terus diajak pulang, cerita seram dan aneh di malam itu. Akhhirnya kita pulang dengan jalan kaki dengan tangan kosong, dan Setelah sampai ke rumah kami minum air putih rasanya takut sekali.
Paginya pukul lima ayah datang membawa oleh-oleh dari bandung kesukaanku yaitu peyem bandung, ternyata bis baru sampai jam 5 pagi, karena da kemacetan di tegal. Akhirnya kami lega dan pengalaman malam itu menjadi pengalaman yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar