Kamis, 12 Maret 2009

Aku Bertemu Hantu Gondoruwo

Malam itu tak biasanya ayahku menemani aku mendongeng sebelum tidur karena pagi sampe sore lelah mengajar. Jadi aku sendirian di ruang tamu. ruang tamuku memanh diberi satu tempat tidurku untuk tidur di situ, empat orang saudaraku tidur di kamar. dan sebelum aku tidur di situ ayahku pasti menemani aku sambil mendongengi cerita-cerita rakyat dan kancil. Aku enjoy menikmati cerita itu. Tapi ingat ruang tamu itu tidak kaya ruang tamu ekarang, ruang tamu itu luasnya 10x10 meter lebarnya, di sana-sini ada kursi dan bale-bale.
aku tak pernah berpikir hari itu ada peristiwa aneh menemaniku, waktu itu umurku baru 4 tahun, tak ada listrik, jalan gelap, belakang rumah sungai, dan dibelakang rumahku masih banyak rumpun bambu yang luasnya cukup sama dengan ukuran lapangan sepak bola, jadi kalau malam rumahku agak gelap. Aku belum bisa tidur karena sore itu baru pukul tujuh. Seperti biasanya aku rebahan di atas tempat tidur, sambil mencoba memejamkan mata.
Aku masih sendirian pikiranku melayang entah ke mana, aku sudah lelah main seharian, tapi aku belum ngantuk. Aku masih tetap mulai beropikir, kenapa aku sendirian.
Aku tak kuasa menahan kesunyian malam itu. Aku berteriak memanggil ayahku untuk ditemani dan didongengi, kelihatannya tidak ada yang menyahut, Semua sudah tidur pulas.
Tiba-tiba ada suara menyahut, " Kene tak kancani...le".
Aku agak asing dengan suara itu, aku pikir suara tetangga yang lewat mendengar suaraku dari luar, Ternyata apa yang aku lihat. Ada orang hitam dengan mata menyala dan bertubuh besr di depan pintu, aku kaget bagaimana ia masuk, rumahku tidak ada pintu yang tak terkunci sejak sore tadi, karena waktu itu sore sudah gelap, belum ada listrik. Tubuhnya seperti berambut agak kecoklatan.
Aku tanya " Sopo Kowe?"
"Aku kancamu, jarene njaluk kancani." Jawabnya.
Akupun mulai bingung aku belum pernah lihat orang seperti itu. Aneh dan bentuknya juga gak bernah aku lihat, cuma suaranya agak lantang melengking, tapi kemeng. Tidak ada tetanggaku yang suaranya seperti itu.
Dia terus mendekat-berjalan mendekat mendekati ku dari pintu ke tempat aku tidur, dan aku mulai duduk dan berdiri, bulu kudukkupun mulai berdiri. aku bergegas masuk kamar temapat saudaraku tidur. Aku tutup rapat-rapat pintu kamar. Aku cukup ketakutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar